IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ABK



Pendahuluan

Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan inklusi, para guru di sekolah reguler/sekolah umum perlu dibekali dengan berbagai pengetahuan tentang anak dengan kebutuhan khusus atau sering juga disebut anak berkebutuhan khusus. Dengan mengetahui siapa yang disebut anak dengan kebutuhan khusus serta karakteristiknya, maka diharapkan guru mampu melakukan identifikasi terhadap mereka, baik yang sudah menjadi terdaftar sebagai peserta didik pada sekolah yang bersangkutan maupun yang belum masuk sekolah yang ada atau bertempat tinggal di sekitar sekolah. Dengan identifikasi yang tepat guru dapat memberikan bantuan pelayanan yang sesuai untuk mendukung dan menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Anak Berkebutuhan Khusus akan mencapai hasil belajar yang optimal di sekolah apabila guru mampu mengidentifikasi dan atau memperoleh data dari ahli lain tentang karakteristik anak berkebutuhan khusus sebelum mengembangkan pembelajaran di Sekolah Dasar  Inklusi. Guru SD/MI memiliki pengetahuan tentang kebutuhan dan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus ialah pengetahuan karakteristik umum dan khusus. Pengetahuan karakteristik umum berupa pengetahuan tentang sejumlah kelebihan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus. Pengetahuan karakteristik khusus ialah data yang dimiliki setiap anak di kelas. Data tersebut dapat diperoleh guru baik dari hasil identifikasinya maupun diterima dari identifikator profesional yang lain. Pengetahuan khusus ini sama pentingnya dengan pengetahuan umum karena seorang anak yang dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus biasanya hanya memiliki sebagian dari karakteristik umum sehingga dengan demikian data ini merupakan basis untuk menyusun rencana dan penerapan pembelajaran.



Sub Unit I
KONSEP DASAR IDENTIFIKASI DAN ASESMEN

 
Apakah yang dimaksud dengan Identifikasi ABK ?

Identifikasi merupakan kegiatan awal  yang mendahului proses asesmen. Identifikasi adalah kegiatan mengenal atau menandai sesuatu, yang dimaknai sebagai proses penjaringan atau proses menemukan anak apakah mempunyai kelainan/masalah, atau proses pendektesia dini terhadap anak berkebutuhan khusus.
Menurut Swassing ( 1985 ), identifikasi mempunyai dua konsep yaitu konsep penyaringan ( screening ) dan identifikasi aktual ( actual identifikcation). Menurut Wardani(1995) dalam Munawir Yusuf,M,Psi) , identifikasi merupakan langkah awal dan sangat penting untuk menandai munculnya kelainan atau kesulitan.
Istilah identifkasi anak dengan kebutuhan khusus dimaksudkan merupakan suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal).
Mengidentifikasi masalah berarti mengidentifikasi suatu kondisi atau hal yang dirasa kurang baik. Masalah-masalah pada anak ini didapat dari keluhan-keluhan orang tua dan keluarganya, keluhan guru, dan bisa didapat dari pengalaman-pengalaman lapangan, Seperti dikatakan oleh Norman D.Sundberg (2002) dalam Tin Suharmini ( 2005).”Gathering informastion to be used for treatment 9parents teachers,and physician) provide data on  the childs functioning”. Identifikasi dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul) dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuhnya, gurunya, dan pihak-pihak yang terkait dengannya. Sedangkan langkah berikutnya, yang sering disebut asesmen, bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter, psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain.
Apakah yang dimaksud dengan Asesmen ABK?
Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus untuk menentukan diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang. Menurut Lenner (1988 ) asesmen didefinisikan sebagai proses  pengumpulan informasi tentang seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan keadaan anak yang bersangkutan.
Dalam konteks pendidikan , Hargrove dan Poteet ( 1984 ) menempatkan asesmen sebagai salah satu dari tiga aktivitas penting di bidang pendidikan bahkan mengawali dari aktifitas yang lain, ialah (1) asesmen (2) diagnostik,an (3) preskriptif. Dengan demikian maka asesmen dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dan berdasarkan diagnosis tersebut dilakukan langkah berikutnya ialah preskrepsi, yakni perencanaan program pendidikan.
Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54) dalam Dr.Mulyono Abdurrahman (1995), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress).
Asesmen bagi penyandang kelainan penglihatan mempunyai fungsi yang lebih luas, ialah untuk pengobatan atau pemberian bantuan dan juga untuk membantu perencanaan pendidikan. Kegiatan ini harus melibatkan tenaga profesional, seperti dokter atau tenaga medis, dan atau petugas optic. Jika ditemukan adanya gejala klinis mengenai tanda-tanda adanya penyakit pada organ mata, baik yang secara fungsional telah mengganggu yang ditemukan tersebut secara klinis tidak merupakan suatu penyakit, mungkin memerlukan bantuan alat optic atau kaca mata yang sesuai.
Ada anak yang setelah dilakukan tindakan medis maupun non medis dapat mengfungsikan kembali penglihatannya dengan baik, tetapi tidak sedikit anak yang memang mengalami kelainan penglihatan sehingga tidak memungkinkan lagi untuk menggunakan fungsi penglihatan secara baik..
Hasil dari asesmen dapat membantu kita memutuskan tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu diidentifikasi maka kita akan dapat melakukannya.
( Wallace, Larsen & Elksmin,1992),Yeseldyke and Marston ( 1988 ) dalam Kauffam & Hallahan (2000).
Hasil asesmen tersebut akan menjadi bahan yang penting untuk merencanakan pendidikan yang sesuai bagi mereka. Disinilah fungsi asesmen bagi anak khususnya dibidang pendidikan.
Tujuan  utama dari suatu asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dalam pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan sasaran pembelajaran, strategi pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.

1. Latihan

1. Jelaskan mengapa kegiatan identifikasi merupakan kegiatan awal sebelum asesmen?
2. Jelaskan mengapa harus melakukan identifikasi pada anak di kelas
yang saudara empu?
3. Jelaskan fungsi asesmen dalam merencanakan pendidikan?

2.Rangkuman

a. Identifkasi anak dengan kebutuhan khusus adalah merupakan suatu usaha seseorang (orang tua, guru, maupun tenaga kependidikan lainnya) untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional/tingkah laku) dalam pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal). b. Asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil progress).
c. Hasil dari assessmen dapat membantu kita memutuskan tentang pemecahan permasalahan pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu diidentifikasi maka kita akan dapat melakukannya.


Mengapa perlu identifikasi ABK?

Substansi pada subunit ini akan memberikan penjelasan tujuan identifikasi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar. Untuk itu saudara diharapkan dapat mencermati dengan baik mengenai uraian dan ilustrasi yang ada. Selain itu diharapkan pula untuk membaca berbagai referensi lain yang relevan dengan konteks bahasan. Dengan  demikian, usai mengikuti pembelajaran ini saudara diharapkan mampu menjelaskan tujuan melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan.
Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi apakah seorang anak mengalami kelainan/penyimpangan (phisik, intelektual, social, emosional, dan/atau sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya (anak-anak normal), yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Menurut Swassing (1985 ) dalam Moch Sholeh Y.A Ichrom,Ph.D , tujuan prosedur  identifikasi adalah :
  1. Merumuskan definisi
  2. Menentukan spesifikasi
  3. Menentukan prosedur
  4. Menempatkan anak
Sedangkan menurut Rice (1985),tujuan identifikasi adalah untuk:
  1. Menjabarkan karakteristik
  2. Merancang niminasi
  3. Menentukan alat tes dan penjaringan data
  4. Mereview kasus dan menentukan program.
  5. Melakukan reevaluasi.
Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi anak dengan kebutuhan khusus dilakukan untuk lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan (referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan kemajuan belajar


Bagaimana Hubungan  Identifikasi dan Asesmen ABK

identifikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan penjaringan sedangkan asesmen dapat diartikan sebagai kegiatan penyaringan. Penjaringan mempunyai sifat yang masih kasar, dan sederhana. Sementara penyaringan lebih bersifat halus, rinci dan kompleks. Perbedaan lain yang dapat dilihat adalah, identifikasi tujuannya sekedar untuk mengenali gejala-gejala tidak untuk diagnosis, sedangkan asesmen tujuannya untuk menegakkan diagnosis. Hubungan antara identifikasi dan asesmen dapat dijelaskan apabila dikaitkan dengan keseluruhan proses aktivitas pendidikan.Dalam kaitan itu maka Lewis dan Doorlag (1987 ) dalam menggambarkan proses pendidikan khusus bagi anak-anak berkelainan,mengajukan model sebagai berikut :




                                  Sumber:
Lewis,Rena B, dan Doorlag, Donals H, Teaching Special Student in the Mainstream, 1987 :17 dalam Drs.Munawir Yusuf,M.Psi
Screning & Identifikasi
Model lain yang dapat untuk menjelaskan hubungan antara identifikasi dan asesmen adalah model dari McLoughlin dan Lewis (1981), dapat dilukiskan sebagai berikut : 
1. Referal
2. Assesment
3. Decision Making
4. Formal Informal
5. Program Design
6. Legal instruction
7. Evaluasi











Annual Review
Sumber : McLughlin,James dan    Lewis,Rena B,Assessing Special Students 1981:12




BAGAIMANA MELAKUKAN IDENTIFIKASI ? 

Setelah saudara mempelajari hakekat identifikasi dan asesmen serta memahami tujuan identifikasi serta hubungan identifikasi dan asesmen anak berkebutuhan khusus subunit ini akan disajikan tentang sasaran identifikasi, petugas identifikasi dan alat identifikasi anak berkebutuhan khusus. Untuk  dapat melaksanakan identifikasi anak berkebutuhan khusus akan dijelaskan terlebih dahulu untuk memahami sasaran identifikasi, petugas dan alat identifikasi bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di SD/MI. Setelah mengikuti uraian ini diharapkan saudara memiliki kompetensi untuk melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus.

A. Sasaran Identifikasi
Sasaran identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah seluruh anak usia pra-sekolah dan usia sekolah dasar. Sedangkan secara khusus (operasional), sasaran identifikasi anak dengan kebutuhan khusus adalah:
  1. Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
  2. Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
  3. Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong anak dengan kebutuhan khusus sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya;
  4. Anak yang drop-out Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.
B. Petugas Identifikasi
Untuk mengidentifikasi seorang anak apakah tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan, dapat dilakukan oleh:
  1. Guru kelas;
  2. Orang tua anak; dan/atau
  3. Tenaga professional terkait.

C. Alat identifikasi
Secara sederhana ada beberapa aspek informasi yang perlu mendapatkan perhatian dalam pelaksanaan identifikasi. Contoh alat identifikasi sederhana untuk membantu guru dan orang tua dalam rangka menemukenali anak yang memerlukan layanan pendidikan khusus, antara lain sebagai berikut :
1. Form 1 : Informasi riwayat perkembangan anak
2. Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa
3. Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB)
Dari ketiga informasi tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut.
1. Informasi riwayat perkembangan anak
Informasi riwayat perkembangan anak adalah informasi mengenai keadaan anak sejak di dalam kandungan hingga tahun-tahun terakhir sebelum masuk SD/MI.. Informasi ini penting sebab dengan mengetahui latar belakang perkembangan anak, mungkin kita dapat menemukan sumber penyebab problema belajar.
2. Data orang tua/wali siswa
Selain data mengenai anak, tidak kalah pentingnya adalah informasi mengenai keadaan orang tua/wali siswa yang bersangkutan..
Data orang tua/wali siswa sekurang-kurangnya mencakup informasi mengenai identitas orang tua/wali, hubungan orang tua-anak, data sosial ekonomi orang tua, serta tanggungan dan tanggapan orang tua/ keluarga terhadap anak. Identitas orang tua harus lengkap, tidak hanya identitas ayah melainkan juga identitas ibu, misalnya umur, agama, status, pendidikan, pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, dan tempat tinggal.
Data mengenai tanggapan orang tua yang perlu diungkapkan antara lain persepsi orang tua terhadap anak, kesulitan yang dirasakan orang tua terhadap anak yang bersangkutan, harapan orang tua dan bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak yang bersangkutan.
3. Informasi mengenai profil kelainan anak (AI – ALB)
Informasi mengenai gangguan/kelainan anak sangat penting, sebab dari beberapa penelitian terbukti bahwa anak-anak yang prestasi belajarnya rendah cenderung memiliki gangguan/kelainan penyerta. Survei terhadap 696 siswa SD dari empat provinsi di Indonesia yang rata-rata nilai rapornya kurang dari 6,0 (enam, nol), ditemukan bahwa 71,8% mengalami disgrafia, 66,8% disleksia, 62,2% diskalkulia, juga 33% mengalami gangguan emosi dan perilaku, 31% gangguan komunikasi, 7,9% cacat / kelainan anggota tubuh, 6,6% gangguan gizi dan kesehatan, 6% gangguan penglihatan, dan 2% gangguan pendengaran (Balitbang, 1996).
Tanda-tanda kelainan atau gangguan khusus pada siswa (jika ada) perlu diketahui guru. Kadang-kadang adanya kelainan khusus pada diri anak, secara langsung atau tidak langsung, dapat menjadi salah satu faktor timbulnya problema belajar. Tentu saja hal ini sangat bergantung pada berat ringannya kelainan yang dialami serta sikap penerimaan anak terhadap kondisi tersebut.
  1. Latihan
  2. Jelaskan siapa saja yang harus diidentifikasi ?
  3. Jelaskan siapa saja yang melakukan identifikasi ?
  4. Untuk memperoleh informasi, Jelaskan alat apa yang digunakan?
 
  1. Rangkuman
    1. Sasaran identifikasi adalah  Anak yang sudah bersekolah di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah; Anak yang akan masuk ke Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;  Anak yang belum/tidak bersekolah karena orangtuanya merasa anaknya tergolong anak dengan kebutuhan khusus sedangkan lokasi SLB jauh dari tempat tinggalnya; sementara itu, semula SD terdekat belum/tidak mau menerimanya;  Anak yang drop-out Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah karena factor akademik.
    2. Petugas Identifikasi adalah Guru kelas; Orang tua anak; dan/atau Tenaga professional terkait
    3. Alat identifikasi terdiri tiga format yang berkaitan dengan Form 1Informasi riwayat perkembangan anak ,Form 2 : informasi/ data orangtua anak/wali siswa dan Form 3 : informasi profil kelainan anak (AI-ALB). Format tersebut akan disampaikan dalam lampiran.





Subunit 2
PELAKSANAAN IDENTIFIKASI DAN ASESMEN


  1. A.              PELAKSANAAN IDENTIFIKASI
Sebagaimana pada unit sebelumnya yang membicarakan hakekat,tujuan hubungan identifikasi dan asesmen serta sarana dan alat , pada bagian ini sebagai kelanjutannya akan dibahas mengenai pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan khusus.
Ada beberapa langkah dalam rangka pelaksanaan identifikasi anak berkebutuhan khusus. Untuk identifikasi anak usia sekolah yang belum bersekolah atau drop out sekolah, maka sekolah yang bersangkutan perlu melakukan pendataan ke masyarakat sekitar kerjasama dengan Kepala Desa/Lurah, RT, RW setempat. Jika pendataan tersebut ditemukan anak berkelainan, maka proses berikutnya dapat dilakukan pembicaraan dengan orangtua, komite sekolah maupun perangkat desa setempat untuk mendapatkan tindak lanjutnya.
Untuk anak-anak yang sudah masuk dan menjadi siswa pada sekolah tertentu, identifikasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menghimpun data tentang anak
Pada tahap ini petugas (guru) menghimpun data kondisi seluruh siswa di kelas (berdasar gejala yang nampak pada siswa) dengan menggunakan Alat Identifikasi Anak dengan kebutuhan khusus (AI ALB).
2. Menganalisis data dan mengklasifikasi anak
Pada tahap ini tujuannya adalah untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak dengan kebutuhan khusus (yang memerlukan pelayanan pendidikan khusus). Buatlah daftar nama anak yaang diindikasikan berkelainan sesuai dengan ciri-ciri dan standar nilai yang telah ditetapkan. Jika ada anak yang memenuhi syarat untuk disebut atau berindikasi kelainan sesuai dengan ketentuan tersebut, maka dimasukkan ke dalam daftar nama-nama anak yang berindikasi kelainan sesuai dengan format khusus yang disediakan seperti terlampir .
Sedangkan untuk anak-anak yang tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda berkelainan, tidak perlu dimasukkan ke dalam daftar khusus tersebut.
3. Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah
Pada tahap ini, hasil analisis dan klasifikasi yang telah dibuat guru dilaporkan kepada Kepala Sekolah untuk mendapat saran-saran pemecahan atau tindak lanjutnya.
4. Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference)
Pada tahap ini, kegiatan dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah setelah data anak dengan kebutuhan khusus terhimpun dari seluruh kelas. Kepala Sekolah dapat melibatkan: (1) Kepala Sekolah sendiri; (2) Dewan Guru; (3) orang tua/wali siswa; (4) tenaga professional terkait, jika tersedia dan dimungkinkan; (5) Guru Pembimbing Khusus (Guru PLB) jika tersedia dan memungkinkan.
Materi pertemuan kasus adalah membicarakan temuan dari masing-masing guru mengenai hasil identifikasi untuk mendapatkan tanggapan dan cara-cara pemecahan serta penanggulangannya.
5. Menyusun laporan hasil pertemuan kasus
Pada tahap ini, tanggapan dan cara-cara pemecahan masalah dan penanggulangannya perlu dirumuskan dalam laporan hasil pertemuan kasus. Format laporan hasil pertemuan kasus dapat menggunakan contoh seperti terlampir.
  1. 1.     Latihan
a.Jelaskan dan sebutkan langkah-langkah mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus yang ada di SD/MI !
b. Jelaskan tujuan menghimpun data dan menganalisisnya?
c. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan case conference?

  1. a.     Rangkuman

a. Pelaksanaan identifikasi bertujuan untuk menemukan anak-anak yang tergolong anak-anak yang memerlukan kebutuhan khusus atau penanganan secara khusus. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh masyarakat setempat RT,RW atau orang tua, komite sekolah atau kepala sekolah setempat atau perangkat desa sehingga dapat dilakukan pendataan anak usia sekolah (SD/MI ) atau yang memerlukan pendidikan khusus b. Langkah-langkah identifikasi adalah : (1) menghimpun data anak(2) Menganalisis data anak dan mengklasifikasikannya (3) Mengadakan pertemuan konsultasi dengan kepala sekolah (4) Menyelenggarakan pertemuan kasus (case conference),(5) Menyusun laporan hasil pertemuan kasus.

  1. B.              PELAKSANAAN ASESMEN
Setelah saudara mempelajarai tentang materi pelaksanaan identifikasi pada subunit ini akan menjelaskan bagaimana pelaksanaan asesmen akedemik, melaksanakan asesmen sensoris dan motorik dan melaksanakan asesmen psikologis,emosi dan sosial pada anak-anak berkebutuhan khusus dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar/MI. Untuk itu saudara diharapkan dapat mencermatinya dengan baik mengenai uraian dan ilustrasi yang ada. Selain itu diharapkan dapat pula membahas dan membaca berbagai referensi lain yang relevan melalui online di internet. Dengan melakukan pelaksanaan asesmen dalam hal ini agar saudara dapat menyusun program pembelajaran Individual untuk anak berkebutuhan khusus serta mengimplementasikan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Inklusi.
1. Asesmen Akademik
Para ahli di bidang anak-anak berkebutuhan khusus umumnya mempercayai bahwa asesmen informal merupkan cara yang terbaik untuk memperoleh informasi tentang kemampuan,kesulitan masalah yang dihadapi, serta kebutuhan belajar siswa.
Aspek dan ruang lingkup dari bidang yang akan diasesmen meliputi asesmen akademik misalnya :membaca, menulis, berhitung, perkembangan kognitif, prilaku adaptif .
Lerner (1988 dalam Nugroho,2004), yaitu: 1) ketajaman sensoris,misalnya ketajaman penglihatan,pendengaran;2) perkembangan motorik,misalnya kemampuan memegang pensil,menulis ,menendang;3) penguasaan konsep-konsep dasar;misalnya penjumlahan,pengurangan,perkalian;4) keterampilan bahasa,misalnya menyusun kata menjadi kalimat;serta 5) keterampilan sosial dan emosi,misalnya kemampuan memahami orang lain. Asesmen hanya akan bermakna, jika guru mengetahui materi kurikulum, jenis keterampilan yang dikembangkan, dan tahap –tahap perkembangan anak.

Dibawah ini contoh asesmen ketrampilan menulis :
Dalam melakukan suatu proses pengukuran terhadap siswa dalam melakukan aktivitas menulis, untuk diketahui ketrampilan yang sudah dimiliki dan hambatan yang dialami dalam melakukan aktivitas   menulis ruang lingkup ketrampilan menulis bertujuan untuk
mengetahui penguasaan ketrampilan seseorang di dalam  menuangkan gagasan kedalam aktivitas menulis baik dalam aspek kelancaran kosakata struktur dan isi.

Ruang lingkup ketrampilan menulis permulaan.
  1. Ketrampilan Pra – menulis : meraih, meraba dan memegang, melepas benda,mencari perbedaan dan persamaan berbagai benda , bentuk,warna, bangun dan posisi.
  2. Ketrampilan Menulis : memegang alat tulis, menggerakkan alat tulis ke atas dan ke bawah, menggerakkan alat tulis kekiri dan kekanan, menggerakkan alat tulis kekiri dan kekanan, menggerakkan alat tulis melingkar, menyalin huruf, menyalin namanya sendiri dengan huruf balok, menyalin huruf balok dari jarak jauh, menyalin huruf, kata dan kalimat dengan tulisan bersambung, menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh.
3. Ketrampilan Mengeja : mengeja huruf abjad, mengenal kata, mengucapkan kata yang diketahuinya, Mengenal persamaan dan perbedaan konfigurasi kata, Membedakan bunyi pada kosa kata      Mengasosiasikan bunyi dengan huruf , Mengeja kata, Menuliskan kata dengan ejaan yang benar.


2.Asesmen Sensori dan motorik
Kegiatan melakukan identifikasi yang ditujukan untuk mengetahui Penglihatannya,pendegarannya,bicaranya dan bahasa, ketrampilan motorik,ketrampilan menolong diri sendiri, kematangan sosial, emosional dan perkembangan kognitif anak sebagai indikator untuk melakukan asesmen terhadap anak di sekolah dasar.
Asesmen ketajaman sensoris,misalnya:1) ketajaman penglihatan, pendengaran,2)Asesmen perkembangan motorik ,koordinasi motorik kasar,halus,misalnya kemampuan memegang pensil,menulis ,menendang;3) Asesmen penguasaan konsep-konsep dasar;misalnya penjumlahan,pengurangan,perkalian;4) Asesmen keterampilan bahasa,misalnya menyusun kata menjadi kalimat;serta 5) Asesmen keterampilan sosial dan emosi,misalnya kemampuan memahami orang lain.



Contoh asesmen membaca lisan :
Daftar cek Berbagai Kesalahan/Kekeliruan dalam Membaca Lisan
No
Jenis Kekeliruan
Cek
Ket
Ya
Tidak
 
1 Semua huruf vokal tidak dapat dilafalkan oleh anak (a,i,e,o,u )      
2 Tidak dapat melafalkan beberapa huruf vokal      
3 Huruf konsonan semuanya tidak dapat dilafalkan oleh anak (b,c,d,f,dst )      
4 Anak tidak dapat melafalkan beberapa huruf konsonan (konsonan yang tidak dapat dilafalkan ditulis pada kolom keterangan )      
5 Anak tidak dapat melafalkan huruf diftong ( ny,ng )      
6 Anak tidak dapat melafalkan gabungan huruf konsonan- vokal, misalnya ku-da,bapa,bola (gabungan konsonan-vokal yang tidak dapat dilafalkan,misalnya kuda,ku tidak dapat,da dapat,maka hasil pengecekannya konsonan vokal ku ditulis pada kolom keterangan)      
7 Anak tidak dapat melafalkan gabungan huruf diftong-vokal (nyo, ngu,………)      
8 Anak tidak dapat melafalkan vokal rangkap (ai, oi, ua, hei,dst.)      
9 Anak tidak dapat melafalkan gabungan konsonan vokal konsonan (ka-pak, bam-bu )      
10 Anak tidak dapat melafalkan gabungan vokal-konsonan ( am-bil, as-pal)      
11 Dstnya…………………      


Contoh Instrumen asesmen informal berupa skala penilaian prilaku anak dalam metrik berikut :





INDIKATOR
SK
K
C
B
SB
1
2
3
4
5
PEMAHAMAN AUDITORI
  1. Kemampuan mengikuti perintah
  2. Pemahaman mengikuti diskusi dalam kelas
  3. Kemampuan menyimpan informasi yang disampaikan secara lisan.
  4. Pemahaman arti kata
BAHASA UJARAN
  1. Kemampuan mengekspesikan pikiran dengan kalimat lengkap dengan tatabahasa yang akurat
  2. Kemampuan memahami perbendaharaan kata
  3. Kemampuan menhafal kata
  4. Kemampuan menghubungkan pengalaman
  5. Kemampuan memformulasikan gagasan-gagasan
ORIENTASI
  1. Ketepatan waktu
  2. Orientasi ruang
  3. Pertimbangan hubungan –hubungan ( besar –kecil, jauh-dekat, ringan – berat )
  4. Pemahaman tentang arah
 PERILAKU
  1. Kemampuan bekerjasama
  2. Kemampuan memusatkan perhatian
  3. Kemampuan mengorganisasikan pekerjaan
  4. Kemampuan menguasai situasi baru
  5. Penerimaan Sosial
  6. Penerimaan Tanggung jawab
  7. Kemampuan menyelesaikan tugas
  8. Kebijaksanaan
GERAK
  1. Koordinasi umu ( berjalan, berlari, meloncat )
  2. Keseimbangan
  3. Kemampuan mempergunakan perkakas/peralatan
Jumlah skor
Keterangan : SK = sangat Kurang
K   = Kurang
C   = Cukup
B   = Baik
SB = Sangat Baik
1.Latihan
1. Jelaskan ruang lingkup apa sajakah yang dibahas untuk asesmen informal  yang dilakukan guru di kelas?
2.Sebutkan asesmen ketajaman sensoris !
2. Rangkuman
a. Aspek dan ruang lingkup bidang yang akan diasesmen meliputi   asesmen akademik misalnya :membaca, menulis, berhitung, perkembangan kognitif, prilaku adaptif
b. Selain asesmen akademik juga dilakukan :
1. Asesmen ketajaman sensoris,misalnya ketajaman penglihatan,
pendengaran;
2. Asesmen perkembangan motorik,misalnya kemampuan memegang
pensil,menulis ,menendang;
3. Asesmen penguasaan konsep-konsep dasar;misalnya
penjumlahan,pengurangan,perkalian;
4. Asesmen keterampilan bahasa,misalnya menyusun kata menjadi
kalimat.
5. Asesmen keterampilan sosial dan emosi,misalnya kemampuan
memahami orang lain.

Lampiran Form
Isian Form 1
INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK
(Diisi oleh Orang tua)
Petunjuk :
Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat anak Bapak/Ibu bersekolah.
A.  Identitas Anak :
  1. Nama                                                         : ……………………………………….
  2. Tempat dan tanggal lahir/umur     : ……………………………………….
  3. Jenis kelamin                                             : ……………………………………….
  4. Agama                                                       : ……………………………………….
  5. Status anak                                                : ……………………………………….
  6. Anak ke dari jumlah saudara        : …………………………………
  7. Nama sekolah                                            : ……………………………………….
  8. Kelas                                                         : ……………………………………….
  9. Alamat                                                      : ……………………………………….

  1. B.         Riwayat Kelahiran :
  2. Perkembangan masa kehamilan        : ……………………………………….
  3. Penyakit pada masa kehamilan         : ……………………………………….
  4. Usia kandungan                                : ……………………………………….
  5. Riwayat proses kelahiran                  : ……………………………………….
  6. Tempat kelahiran                               : ……………………………………….
  7. Penolong proses kelahiran                 : ……………………………………….
  8. Gangguan pada saat bayi lahir          : ……………………………………….
  9. Berat bayi                                          : ……………………………………….
  10. Panjang bayi                                      : ……………………………………….
  11. Tanda-tanda kelainan pada bayi       : ……………………………………….

C.   Perkebangan Masa Balita :
  1. Menetek ibunya hingga umur         : ……………………………………………
  2. Minum susu kaleng hingga umur   : ……………………………………………
  3. Imunisasi (lengkap/tidak)               : …………………………………………..
  4. Pemeriksaan/penimbangan rutin/tdk : ……………………………………….
  5. Kualitas makanan                           : …………………………………………..
  6. Kuantitas makan                            :  …………………………………………..
  7. Kesulitan makan (ya/tidak)             : …………………………………………..

D.  Perkembangan Fisik :
  1. Dapat berdiri pada umur                 : …………………………………………….
  2. Dapat berjalan pada umur               : …………………………………………….
  3. Naik sepeda roda tiga pada umur     : ……………………………………………
  4. Naik sepeda roda dua pada umur    : …………………………………………….
  5. Bicara dengan kalimat lengkap        : …………………………………………….
  6. Kesulitan gerakan yang dialami       : …………………………………………….
  7. Status Gizi Balita (baik/kurang)      : …………………………………………….
  8. Riwayat kesehatan (baik/kurang)    : …………………………………………….
  9. Penggunaan tangan dominan                        : …………………………………………..
E.  Perkembangan Bahasa :
  1. Meraba/berceloteh pada umur : ………………………………………….
  2. Mengucapkan satu suku kata yang bermakna kalimat (mis.Pa berarti bapak) pada umur                                          : ………………………………
    1. Berbicara dengan satu kata bermakna pada umur            : ……………………..
    2. Berbicara dengan kalimat lengkap sederhana pada umur       : …………….
F.  Perkembangan Sosial :
  1. Hubungan dengan saudara    : …………………………………………………….
  2. Hubungan dengan teman       : …………………………………………………….
  3. Hubungan dengan orangtua   : …………………………………………………….
  4. Hobi                                       : …………………………………………………….
  5. Minat khusus                         : …………………………………………………….

F.  Perkembangan Pendidikan :
  1. Masuk TK umur                   : …………………………………………………….
  2. Lama Pendidikan di TK        : …………………………………………………….
  3. Kesulitan selama di TK        : …………………………………………………….
  4. Masuk SD umur                  : …………………………………………………….
  5. Kesulitan selama di SD        : …………………………………………………….
  6. Pernak tidak naik kelas       : ……………………………………………………..
  7. Pelayanan khusus yang pernah diterima anak: ……………………………..
  8. Prestasi belajar yang dicapai  : ……………………………………………………
  9. Mata Pelajaran yang dirasa paling sulit    : …………………………………..
  10. Mata Pelajaran yang dirasa paling disenangi : ………………………………
  11. Keterangan lain yang dianggap perlu : …………………………………………
Diisi Tanggal,…………………
Orang tua,
                                                                   ( …………………………….. )








Isian Form 2
DATA ORANG TUA/WALI SISWA
(Diisi orang tua/wali siswa)
1. Nama           : ……………………………………..
2. SD/MI         : …………………………………….
3. Kelas           :……………………………………..
A.Identitas Orang tua/wali
    Ayah :
  1. Nama Ayah                : …………………………………………………………………….
  2. Umur                         : …………………………………………………………………….
  3. Agama                       :  …………………………………………………………………….
  4. Status ayah               : ……………………………………………………………………..
  5. Pendidikan Tertinggi  : ……………………………………………………………………..
  6. Pekerjaan Pokok        : ……………………………………………………………………..
  7. Alamat tinggal           : ……………………………………………………………………..
Ibu :
  1. Nama Ibu                  : …………………………………………………………………….
  2. Umur                        : ……………………………………………………………………..
  3. Agama                      :  …………………………………………………………………….
  4. Status Ibu                 : …………………………………………………………………….
  5. Pendidikan Tertinggi : …………………………………………………………………….
  6. Pekerjaan Pokok       :  …………………………………………………………………….
  7. Alamat tinggal          :  …………………………………………………………………….
Wali :
  1. Nama                                   : …………………………………………………………………….
  2. Umur                                   : …………………………………………………………………….
  3. Agama                                 : …………………………………………………………………….
  4. Status perkawinan   : …………………………………………………………………….
  5. Pend. Tertinggi                   : …………………………………………………………………….
  6. Pekerjaan                             : …………………………………………………………………….
  7. Alamat                                : …………………………………………………………………….
  8. Hubungan Keluarga            : …………………………………………………………………….

B. Hubungan Orang tua – anak
  1. Kedua orang tua satu rumah  : ………………………………………………………..
  2. Anak satu rumah dengan kedua orang tua : ………………………………………
  3. Anak diasuh oleh salah satu orang tua  : …………………………………………..
  4. Anak diasuh wali/saudara                     : ………………………………………….

C. Sosial Ekonomi Orangtua
  1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) : …………………………………………
  2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada)    : ………………………………………..
  3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) : ……………………………….
  4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) : ……………………………………….
  5. Rata-rata penghasilan (kedua orangtua) perbulan : …………………………………
D.Tanggungan dan Tanggapan Keluarga
  1. Jumlah anak                  : …………………………………………………………………..
  2. Ysb. Anak yang ke          : …………………………………………………………………..
  3. Persepsi orang tua terhadap anak ysb. : ……………………………………………….
  4. Kesulitan orang tua terhadap anak ysb.: ………………………………………………
  5. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak ysb.    : ……………………………
  6. Bantuan yang diharapkan orang tua untuk anak ysb.: …………………………..

Diisi tanggal :……………….
Orang tua/wali Murid
( ………………….……… )










Isian FORM 3

ALAT IDENTIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Nama Sekolah             :
Kelas                           :
Diisi tanggal     :
Nama Petugas  :
Guru Kelas                  :















Gejala Yang Diamati
NAMA SISWA YANG DIAMATI (BERDASARKAN NOMOR URUT)
 
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Dst
 
1. Gangguan Penglihatan (Tunanetra)  
 
a
1, Gangguan Penglihatan (Low vition): Kurang melihat (Kabur) tidak mampu mengenali orang pada jarak 6 meter                                  
b Kesulitan mengambil benda kecil di dekatnya                                  
c Tidak dapat menulis mengikuti garis lurus                                  
d Sering meraba dan tersandung waktu berjalan                                  
e Bagian bola mata yang hitam bewarna keruh/ bersisik/kering                                  
f Mata bergoyang terus                                  
g Peradangan hebat pada kedua bola mata                                  
h Kerusakan nyata pada kedua bola mata                                  
  2. Tidak Melihat (Blind)                                  
 a Tidak dapat membedakan cahaya                                  
                                     
2  Gangguan Pendengaran (Tunarungu)  
a 1. Kurang pendengaran (hard of hearing)
Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar
                                   
b Banyak perhatian terhadap getaran                                    
c Tidak ada reaksi terhadap bunyi/suara di dekatnya                                    
d Terlambat dalam perkembangan bahasa                                    
e Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi                                    
f Kurang atau tidak tanggap bila diajakbicara                                    
a 2. Tuli (deaf) Tidak mampu mendengar                                    
                                       
                                       
3. Tunagrahita  
 


a
1. Kecerdasan a. Ringan :

Memiliki IQ 50-70 (dari WISC)
                                   
b Dua kali berturut-turut tidak naik kelas                                    
c Masih mampu membaca,menulis dan berhitung sederhana                                    
d Tidak dapat berberfikir secara abstrak                                    
  Perilaku adaptif                                    
a Kurang perhatian terhadap lingkungan                                    
b Sulit menyesuaikan diri dengan situasi  (interaksi sosial)                                    
                                       
  b. Sedang                                    
a Memiliki IQ 25-50 (dari WISC)                                    
b Tidak dapat berfikir secara abstrak                                    
c Hanya mampu membaca kalimat tunggal                                    
d Mengalami kesulitan dalam berhitung sekalipun sederhana                                    
                                       
  Perilaku adaptif                                    
a Perkembangan interaksi dan kumunikasinya  terlambat                                    
b Mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru (penyesuaian diri)                                    
c Kurang mampu untuk mengurus diri sendiri                                    
                                       
  C Berat                                    
a Memiliki IQ 25- ke bawah  (dari WISC)                                    
b Hanya mampu membaca satu kata                                    
c. Sama sekali tidak dapat berfikir secara abstrak                                    
                                       
  Perilaku adaptif                                    
a Tidak dapat melakukan kontak sosial                                    
b Tidak mampu mengurus diri sendiri                                    
c Akan banyak bergantung pada bantuan orang lain                                    
                                       
4. Tunadaksa/Kelainan Anggota Tubuh/Gerakkan  
a 1. Polio jari-jari tangan kaku dan tidak dapat menggenggam                                    
b Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasanya                                    
c Terdapat cacat pada alat gerak
 
d Kesulitan dalam melakukan gerakan (tidak sempurna, tidak lentur dan tidak terkendali)
 
e Anggota gerak kaku, lemah, lumpuh dan layu
 
  2. Cerebral Palcy (CP)
 
a Selain faktor yang ditunjukkan pada Polio juga disertai dalam gangguan otak                                    
b Gerak yang ditampilkan kekakuan atau tremor                                    
                                       

5
Tunalaras (Anak yang mengalami gangguan emosi daan Perilaku                                    
a
Mudah terangsang emosimya/emosional/mudah marah                                    
b
Menentang otoritas                                    
c
Sering melakukan tindakan agresif, merusak, mengganggu                                    
d
Sering bertindak melanggar norma sosial/norma susila/hukum dan agama                                    
                                       
6. Anak Berbakat/Memiliki Kemampuan dan Kecerdasan Luar Biasa  
a Membaca pada usia lebih muda,                                    
b Membaca lebih cepat dan lebih banyak,                                    
c Memiliki perbendaharaan kata yang luas,                                    
d Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat                                    
e Mempunyai minat yang luas, juga terhadap masalah orang dewasa                                    
f Mempunyai inisitif dan dapat bekerja sendiri,                                    
g Menunjukkan kesalahan (orisinalitas) dalam ungkapan verbal                                    
h Memberi jawaban, jawaban yang baik                                    
i Dapat memberikan banyak gagasan,                                    
j Luwes dalam berpikir                                    
k Terbuka terhadap rangsangan-rangsangan dari lingkungan                                    
l Mempunyai pengamatan yang tajam                                    
m Dapat Berkonsentrasi dalam jangka waktu yang panjang terutama dalam tugas atau bidang yang minati                                    
n Berpikir kritis juga terhadap diri sendiri                                    
o Senang mencoba hal-hal baru                                    
p Mempunyai daya abstraksi, konseptualisasi dan sintetis yang tinggi                                    
q Senang terhadap kegiatan intelektual dan pemecahan masalah-masalah                                    
r Cepat menangkap hubungan sebab akibat                                    
s Berprilaku terarah terhdap tujuan                                    
t Mempunyai daya imajinasi yang kuat                                    
u Mempunyai banyak kegemaran/hobi                                    
v mempunyai daya ingat yang kuat                                    
w Tidak cepat puas dengan prestasinya                                    
x Peka (sensitif) serta menggunakan firasat (intuisi),                                    
y Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan tindakan                                    
   
                                   
7. Anak Lamban Belajar  
a Daya tangkap terhadap pelajaran lambat                                    
b Sering lamat dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik                                    
c Rata-rata prestasi belajar selalu rendah                                    
d Pernah tidak naik kelas                                    
  Nilai Standar 4                                    
8. Anak yang Mengalami Kesulitan Belajar Spesifik  
8.1. Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia)                                    
a. Perkembangan kemampuan membaca  terlambat,                                    
  Kemampuan memahami isi bacaan rendah,                                    
  Kalau membaca sering banyak kesalahan                                    
                                       
8.2. Anak yang mengalami kesulitan menulis (disgrafia)                                    
a Kalau menyali tulisan sering terlambat selesai                                    
b Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya                                    
c Hasil tulisannya jelek dan hampir tidak terbaca                                    
d Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,                                    
e Sulit menulis dengan lurus pada kertas bergaris                                    
  Nilai Standar 4                                    
8.3. Anak yang mengalami kesuiltan belajar berhitung                                    
a Sulit membedakan tanda-tanda: +, -, x, :, <, >, =                                    
b Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan                                    
c sering salah membilang dengan urut                                    
                                       
d Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8 dan sebagainya                                    
e Sulit membedakan bangun geometri                                    

9
Anak Autis                                    
a
Kesulitan mengenal dan merespon dengan emosi dan isyarat sosial                                    
b
Tidak bisa menunjukkan perbedaan ekspresi muka secara jelas                                    
c
Kurang memiliki perasaan dan empati                                    
d
 ekspresi emosi yang kaku                                    
e
Sering menunjukkan perilaku dan meledak-ledaK                                    
f
Menunjukkan perilaku yang bersifat stereotip                                    
g
Sulit untuk diajak berkomunikasi secara verbal                                    
h
Cevderung menyendiri                                    
i
Sering mengabaikan situasi disekelilingnya                                    
                                     







































Kesimpulan :







Isian Form 4
DAFTAR ANAK YANG BERINDIKASI BERKELAINAN DAN MEMERLUKAN PELAYANAN KHUSUS
1. SD/MI                      : …………………………………..
2. Kelas                        : …………………………………..
3. Nama Guru Kelas :………………………………..
No.
Nama
L/P
Uraian/kasus Masalah
Keterangan
1.


2.


3.
Dimas


Asri


Dst.
L
P
  1. Kesulitan Belajar Matematika
    1. Gangguan penglihatan
    2. Sering tidak masuk karena sakit


  1. Kesulitan hampir semua mata pelajaran (lamban belajar)
  2. Keluarga miskin,penghasilan rata rata Perbulan Rp.300.000, dengan jumlah tanggungan keluarga 8 orang.
Dst.
Standar Nilai yang dicapai = 4 Standar Nilai yang dicapai = 5
Standar Nilai yang dicapai = 4
Jumlah sdr. Yang sekolah 5


Dst.
                                                                               Dibuat Tangal : ………………..
                                                                                Guru Kelas,


 
                                                                            ( ………………………………. )

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Penggunaan "IN, ON, dan AT" (Tempat)

Puisi Tentang Anak Berkebutuhan Khusus

DOWNLOAD BUKU GURU DAN BUKU SISWA K13 REVISI UNTUK SLB